( Sultan Piekulun Jayadiningrat Paksi Nyerupa Bersama Sultan Palembang Darussalam ) |
Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak
Kepaksian Nyerupa
Oleh: Sultan Piekulun Jayadiningrat
Pada
Mulanya Skala Brha
Sekitar tahun 1000 sebelum Masehi , nenek moyang bangsa Austronesia datang
keindonesia melalui daerah teluk Tonkin, mereka membawa kebudayaan batu
neolitikum yang disebarkan melalui dua jalur. Yaitu Jalur utara dari teluk
Tonkin menuju Taiwan,
Filipina, Sulawesi, Maluku, dan papua.
Sementara jalur Selatan yaitu semenanjung Vietnam melewati semenanjung
Malaka, Sumatera, Hingga ujung Pulau Jawa. ( Achmad Jamil dkk. Atlas
Sejarah, Mastara, Jakarta 2003, hal. 8. )
Bangsa Austronesia dapat dibedakan
menjadi Austro – Asia dan Austronesia. Austro
– Asia masih tinggal di dataran Asia, seperti bangsa Khmer yang bermukim di
Kamboja dan bangsa Malaysia
di semenanjung Malaya. Sedangkan bangsa
Ausronesia menyebar ke kepulauan, missal bangsa Indonesia dan Philipina.
Salah satu cabang keturunan bangsa Austronesia adalah bangsa Melayu yang berdasarkan
kedatangannya dibedakan menjadi protomelayu yg berarti meayu pertama
sekitar 1000 Tahun SM dan deutro melayu
yang berarti melayu kedua sekitar 500
tahun SM.
Pada Abad ke 2 masehi terjadi hubungan
dagang antara india dan
china melalui jalur laut atau jalur selatan yang melewati perairan Indonesia.
Sehingga berkembanglah pengaruh hindu – budha yang disebarkan oleh para
pedagang dan pendeta. Pada abad ke 4 pengaruh hindu mulai berkembang pesat dan
berdirilah kerajaan hindu pertama yaitu Kutai di Kalimantan Timur ( 400 M)
tarumanegara di Jawa Barat ( 400 M ), Kaling di jawa tengah ( 650 M ) ,
Sriwijaya ( 670 M ), Mataram ( 732 ).
Terdapat
banyak peninggalan - peninggalan zaman megalitikum ditemukan di
Sekala Brak . Situs yang masuk dalam daftar cagar budaya ini menyajikan
bebatuan besar berupa dolmen, menhir, dan batu datar yang tersusun amat rapi.
Jumlahnya cukup banyak terdiri dari 50 menhir, 30 dolmen, dan 3 batu datar.
Situs ini ditemukan pada 1951 Oleh Biro Rekonstruksi Nasional.
Dan Bedasarkan penelusuran historical,
sekitar Gunung Seminung dan Pesagi yang letaknya pada perbatasan Lampung bart
dan Sumatera Selatan, terdapat suku yang dikenal dengan sebutan Wangsa Skala
brha, wangsa ini sudah dipengaruhi oleh keyakinan terhadap agama, dapat
ditelusuri dari makna etimologi sitilah skala brha yang berasal dari bahasa
sansekerta yang berarti “Titisan Dewa”.
Keprcayaan yang dianut wangsa skala brha adalah Hindu Anismisme yang
memuja berbagai benda atau binatang dan tumbuhan. Wangsa ini pula yang kelak
menurunkan suku suku di berbagai pulau sumatera khususnya bagian selatan.
Pengeasan keberadaan Wang sa Skala Brha
adalah berdasarkan prasasti Hujung Langit di lampung Barat, yang dibuat pada
masa Sriwijaya Pemula. Prasasti Hujung Langit berisikan penuturan tentang
penaytuan Wangsa SKala Brha untuk keutuhan Sriwijaya. Penyatuan tersebut
berkaitan dengan persiapan Dapunta Hyang jayanaga yang bermaksud Menyerbu mukha
Upang. Sangat besar kemungkinan dari 1312 bala tentara Dapunta Hyang Jayanaga,
dianataranya termasuk pula penduduk dari Skala Brha di lampung Barat. Prasasti
ini menggunakan bahasa Melayu Kuno dan dibuat sebelum prasasti prasasti lain
pada masa Sriwijaya yang ada di lampung misalnya seperti Pals pasemah dan
Prasasti harakuning.
Diperkirakan sekitar abad ke 3 masehi
Kerajaan Skala Brha telah berdiri, La Laula adalah nama Raja Pertamanya, La
laula sendiri bukanlah warga asli sekala Bgha. Ia berasal dari Hindia Belakang
( Sekitar Vietnam dan kamboja ) yang dating ke sekala bgha dengan menumpang
perahu. Kedatangan La Laula bersama rombongan yang menepi di pantai krui dan
selanjutnya sampai di dataran tinggi Skala Brha yang memang dataran tersebut
banyak ditumbuhi pohon sekala, mereka membangun kehidupan baru dikaki gunung
pesagi. Kehadiran La laula tentu mengusik keberadaan Suku tumi yang telah lebih
dahulu mendiami daerah sekala brha tersebut,
sehingga terjadilah peperangan
antar suku dan berakhir dengan tunduknya suku Tumi dan Lalaula
mendudukkan dirinya sebagai Raja Pertama kerajaan Sekala Brha. Suku Tumi
ialah suku bangsa asli Skala Brha yang disebut sejarawan dan arkeolog sebagai
bagian bangsa Proto Melayu ( Melayu tua
) yang tiba di Kepulauan Nusantara antara tahun 2000 – 1000 sebelum Masehi.
Keberadaan Kerajaan Sekala Brha juga
tercatan dalam literature pada masa Tiongkok Kuno, yang menyatakan bahwa antara
Tahun 454 dan 464 terdapat Kerajaan di Kenali yang berada antara Pulau jawa dan
kamboja ( hindia belakang). Menurut buku Tiongkok Kuno tersebut Kerajaan di
Kenali mempergunakan adat istiadat yang sama dengan yang digunakan oleh bangsa
Siam dan kamboja.
Nama Kenali dikenal sebagai pusat
kerajaan Sekala Brha yang kini menjadi Ibu Negeri Paksi buay Belunguh. Wilayah Skala Brak sendiri meliputi wilayah
dataran tinggi Gunung Pesagi yang berada di Kecamatan Sekincau, Batu brak,
balik Bukit dan Kecamatan Sukau kabupaten Lampung Barat saat ini.
Kerajaan Skala
Brha yang pada awalnya
dihuni oleh suku Tumi mengagungkan sebuah pohon yang bernama Melasa
Kepampang
atau nagka bercabang. Keistimewaan
Melasa Kepampang ini bila terkena cabang kayu sebukau akan menimbulka
penyakit
koreng atau penyakit kulit lainnya. Namun , jika terkena getah cabang
nangka
penyakit tersebut dapat disembuhkan. Di
Sekala Bgha juga terdapat sebuah batu purba “ Batu Kepampang” yang
dahulu dikeramatkan oleh Suku Tumi dengan persembahan sepasang perjaka
tampan
dan perawan jelita, batu ini erletak di Kenali dan kini dijadikan
sebagai cagar
budaya oleh pemerintah Provinsi Lampung. Kepercayaan tersebut juga
memiliki
semacam kultus terhadap arsitektur dalam
bentuk makara, seperti ular atau buaya yang bersisik denga mulut
menganga.
Kultus kultus tradisi tersebut sampai sekarang masih tertinggal pada
arsitektur
perlengkapan adat.
Berdasarkan Prasasti Bunuk Tenuar berangka tahun 9 Margasira 919 Saka yang ditemukan di Bunuk Tenuar liwa terpahat nama
Raja didataran Sekala Bgha. Prasasti ini terkait dengan Kerajaan sekla brak
kuno yang masih dikuasai Oleh Suku tumi. Prof. Dr. Louis Charles Damais dalam
bukunya epigrafi dan sejarah nusantara yang diterbitkan oleh Pusat penelitian
Arkeologi nasional, Jakarta , hal. 26 – 45, diketahui nama Raja Yang
mengeluarkan prasati ini tercantum pada baris ke- 7, menurut pembacaan Prof.
damais namanya adalah Baginda Sri Haridewa ( tertulis dalam prasasti “ Punku
Aji Sri Haradewa ).
Ratu terakhir di kerajaan Skala Brha Kuno
adalah Sekeghumong yang memimpin suku tumi pada peralihan abad 13 – 14 Masehi.
Dan selanjutnya kerajaannya ditaklukkan oleh Para Pengelana dari Utara untuk
menyebarkan Agama Islam, menebang sesembahan millik Ratu Sekeghumong bersama
Rakyatnya dan menegakkan Kerajaan Baru
yang bercorak islam yaitu Paksi pak
Sekala Brak.
Kerajaan
Adat Paksi Pak Sekala Brak Paksi Nyerupa.
Paksi
Pak merupakan kerajaan konfederasi yang dipimpin oleh empat bersaudara yaitu
Maulana Umpu Pernong (raja pertama Kepaksian Buay Pernong yang berkediaman di
Hanibung); Maulana Umpu Belunguh (raja pertama Kepaksian Buay Belunguh yang berpusat
di Tanjung Menang, Kenali); Imam Maulana Umpu Nyekhupa (raja pertama Kepaksian
Buay Nyekhupa yang berdiam di Tampak Siring); dan Maulana Umpu Lapah di Way
(raja pertama Kepaksian Buay Bejalan di Way yang berkediaman di Puncak Dalom).
Kerajaan konfederasi yang kami maksud di sini adalah keempat penguasa ini
memiliki wilayah, rakyat, dan kedaulatan masing-masing. Kesadaran akan ingatan
kolektif bahwa mereka berasal dari satu bapak yang sama, yaitu Umpu Penggalang
Paksi. Mereka datang dari arah utara untuk menyebarkan agama Islam
yang selanjutnya mendirikan Kerajaan
Paksi Pak Sekala Brak setelah berjaya menamatkan riwayat kerajaan
Hindu-Animisme Sekala Bgha yang dipimpin terakhir oleh Ratu Sekeghumong pada
peralihan abad 13-14 Masehi, Dari tambo yang dimiliki maka disebutkan :
·
Derajat Iskandar Dzulkarnain Zulkarnain adalah
Rangkayo Beranak Tigo dan juga adalah Tuanku Gadis memiliki putra bernama
Tuanku Orang Muda.
·
Derajat
Tuanku Orang Muda adalah sama dengan Rangkayo Beranak Empat mempunyai anak
bernama Syair Syah Alam.
·
Derajat Syair Syah Alam Alias Ratu Nggalang Paksi, Ratu Nggalang
Paksi mempunyai dua orang istri, permaisurinya memiliki empat putra sedangkan selirnya
memiliki empat orang putra. Empat orang putra Nggalang Paksi dari permaisuri
adalah Umpu Belunguh, Umpu Pernong, Umpu jalan Diway dan Umpu Nyerupa.
Sedangkan empat orang putra dari selirnya mengembara kedaerah lain. Dari empat
orang putra anak permaisuri ratu nggalang paksi adalah merupakan cikal bakal
Paksi Pak di kerajaan sekala brak. Putra Ratu Ngegalang Paksi : Umpu Nyerupa, Umpu Belunguh, Umpu Pernong, Umpu
Jalan Diway.
Syahdan tercatata dalam tambo, didataran Sekala brak
terdapat suku tumi yang masih menganut kepercayaan animisme dengan menyembah
kayu belasa kepappang sebagai dewa mereka yang oleh putera putera ratu
ngegalang paksi kayu tersebut ditebang dan dijadikan tempat duduk yang
disebut ‘Pepadun ‘. Pepadun ini sampai sekarang masih ada yaitu
dipakai apabila salah seorang dari sai batin paksi pak menobatkan puteranya
menjadi sai batin. Sesuai perjanjian keempat paksi pepadun ini disimpan
di rumah anak mentuha paksi yaitu si nyata /buay benyata yang
berkedudukan dipekon luas. Paksi Pak mempunyai semboyan ‘ Bersatu Tidak
Bersekutu, Berpisah Tidak Bercerai’ . Mereka mempunyai kedudukan yang sama.
Tidak ada yang dituakan atau yang dimudakan.
Dataran Sekala Brak yang telah dikuasai
oleh keempat Umpu, Umpu Bejalan Di Way memerintah daerah Kembahang dengan Ibu
Negeri Puncak Dalom Sukarami dan kemudian pindah ke Puncak Kembahang, daerah
ini disebut dengan Paksi Buay Bejalan Di Way. Umpu Belunguh memerintah daerah
Belalau dengan Ibu Negerinya Kenali, daerah ini disebut dengan Paksi Buay
Belunguh. Umpu Nyerupa memerintah daerah Sukau dengan Ibu Negeri Tapak Siring,
daerah ini disebut dengan Paksi Buay Nyerupa. Umpu Pernong memerintah daerah
Batu Brak dengan Ibu Negeri Hanibung, daerah ini disebut denganPaksi Buay
Pernong. Sedangkan Si Bulan yang merupakan penduduk asli sekala brha, juga tidak terlepas juga dari Cumbung Pak
Kelima Sia atau Paksi Pak, Kelima Buay Nerima yang kemudian dikenal Puteri
Bulan atau Puteri Nilawati yang akhirnya pindah kenegeri Menggala.. Dan daerah
pembagiannya digabungkan ke daerah Paksi Buay Pernong karena letaknya yang
berdekatan.
Suku
bangsa Tumi yang lari kedaerah Pesisir Krui menempati marga marga Punggawa Lima
yaitu Marga Pidada, Marga Bandar, Marga Laai dan Marga Way Sindi namun kemudian
dapat ditaklukkan oleh Lemia Ralang Pantang yang datang dari daerah Danau Ranau
dengan bantuan lima orang punggawa dari Paksi Pak Sekala Brak. Dari kelima
orang punggawa inilah nama daerah ini disebut dengan Punggawa Lima karena
kelima punggawa ini hidup menetap pada daerah yang telah ditaklukkannya.
Paksi
Pak Sekala Brak yang memiliki wilayah adat dan tata pemerintahannya dipimpin
oleh Sai Batin Sultannya masing – masing,
Seperti halnya Umpu Nyerupa menurunkan Jurainya yang tak pernah putus
hingga pada jurainya yang paling akhir, menorehkan garis keturunan yang kelak
dapat memimpin dan mengayomi adat budaya di kepaksian Buay Nyerupa.
Tertulis
dalam Tambo Kulti kayu beraksara Lampung
kuno yang turun temurun diwariskan, bahwa wilayah kekuasaan Paksi Buay Nyerupa adalah sebagai berikut :
“ Ana do Gaja ni njin
machga ingok ingok. Way Tegaga numpang di cham pok di di tanoh bumi ni sai sai Buay Njechupa.
Chegah djak Seminung mit di way panan Djulang mit di Kawoeh Tebak tjakak
pematang Changla mutus watos Kiwis nutuk
pumatang sampai Pesagi Lunik ngambelah Pesagi Balak chegah Tjanggiching mutus
Hilian Chubok mit Nanakan tjuchup ngambelah Bawan Bechi tjakak Pematang Sekenui
chegah sekuting mit di Way suluh tebong titi Djelatong nutuk Way Andachuman
tjakak di Pematang Kuk mit Ulu Sebabui nutuk Way Andachijung ulu Tenumbang mit
Pematang Heling sampai Pematang Nebak lantjah Pematang Nebak Penangisan chegah
Pantau munggak nutuk Way Djangkach tjakak Gunung Timbangan lantjach Peninggaman
chegah wai tjakak Pematang Kukusan nutuk Pematang Sawa mit di Sulung mit di
Kawat Kerambai mit seminung ana chapakni tanoh bumi ni sai Buay Njachupa. Tanoh
bumi di semaka sai necham nengon ia, djak Tjukuh Chedak nutuk Pematang Sawa
chegah di Way Tjampak Lajak sampai Negeri Changgak mit Kandachan luach lawok
ana do cham sai nengon ia tanoh bumi Semaka “
Wilayah Sukau
yang saat ini merupakan pusat dari wilayah kekuasaan Paksi Buay Nyerupa adalah berasal
darisebutan kayu sebukau yang tumbuh
dizaman dahulu dilereng-lereng bukit seminung antara bukit tumi, sulung dan
lereng gunung seminung. Kayu sebukau tersebut getahnya beracun, kayu sebukau
tersebut adalah lambang dari umpu benawang, tidak jauh dari itu tumbuh kawor
telu tungku, menurut cerita kalau ada yang meninggal kawor tersebut berbunyi seperti
letupan, disekitar itu ada air yang mengalir ke kunyaian disebut way sukau,
kalau orang yang baru datang dan mandi siway sukau, orang itu akan kerasan dan
betah tinggal disukau.
Umpu
Benawang sering juga disebut orang Ratu Seminung., adapun Umpu benawang berada
dan tinggal di Tampak Siring Sukau. Umpu Benawang ini dikemudian hari pergi
kesemaka dan lampung selatan kalianda, umpu benawang ini membawa kerbau seri
kumbang ke lampung selatan dan menyeberang laut teluk semangka menuju pulau
tabuan, waktu kerbau seri kumbang menyebrang teluk semangka tanduknya disarangi
binatang tabuan, sehingga nama pulau tabuan itu berasal dari sarang tabuan (
lebah) yang bersarang dari tanduk kerbau. menurut cerita umpu benawang
meninggal disemaka.
Umpu
nyerupa datang ke Tampak Siring dengan menngendarai gajah sehingga dia disebut
si Gajah Pikulun, dia datang ketampah siring sebagai wali dan tabib yang
mengobati orang orang yang sakit. Sesampainya disanan beliau disambut oleh umpu
benawang sebagai saudara karena dia sedang sakit dan sudah beusia lanjut. Umpu
nyerupa dapat mengobati dan menyembuhkan penyakit umpu benawang sebagai raja di
Tampak Siring.
Umpu
benawang di Islamkan oleh umpu nyerupa, sebagai balas budi buay Benawang kepada
umpu nyerupa yang mengobatinya, setelah suku tampak siring masuk islam, Umpu
nyerupa dinobatkan sebagai Raja dan Ratunya bernama Ratu Sifa Kemala Sakti.
Masuk islamnya suku tampak siring bukan dengan cara kekerasan atau paksaan
melainkan dangan dakwah.
Umpu
benawang mempunyai karya membuat pring kundi atau runcung dari tanah dan batu
yang bertuah, dengan khasiat piring dan runcung tersebut sering berbunyi dan
sayur yang bersantan tidak basi, maka piring dan runcung tersebut disebut batu
Benawa. Piring dan runcung tersebut banyak ditemukan disekitar sulung, dan
masih juga disimpan oleh tua tua adat disukau.
Pada tahun 1420 umpu nyerupa tersebut
naik tahta dan dinobatkan sebagai raja pendiri kerajaan islam pertama disekala
brak, bersama sama dengan umpu pernong, umpu belunguh, dan umpu bejalan diway,
sejak saat itu umpu nyerupa mendeklarasikan sebagai paksi pak sekala brak
bersama dengan paksi lainnya disekala brak.
Para
Pembesar Paksi Buay Nyerupa
Ratu
buay nyerupa naik tahta di negeri tampak siring sukau sekarang diatas kunyayan
tuha sekitar bukit tumi. Permaisuri ratu buay nyerupa bernama ratu sifaa kemala
sakti, ratu buay nyerupa adalah seorang ulama (waliyulloh) penyebar agama
islam. Di pemerintahan dia bersemboyan “ LAMON NYAWA LAMON JELMA” artinya
banyak saudara banyak juga rakyatnya.
Ratu
Buay Nyerupa mempunyai anak Si Gajah gelar ratu pikulun siba di mesir, Beliau
lah yang mengusir lascar kejawen dari Palembang yang menyerbu wilayah buay
nyerupa dan sampai dapat di usir sampai di jaga raga muara dua, si khasan
pikulun ratu di lampung dia melakukan siba di banten memenuhi undangan sultan
abdul muhasin zainul abidin, yang merintah tahun 1690 M. Ratu Pikulun di beri
gelar oleh Sultan Banten dengan gelar kebangsawanan Tubagus Makmur hidayatullah
dan beliau di beri prasasti tambo tembaga dari kuningan dan tombak serta keris
pusaka sebagai tanda pengakuan keluarga bangsawan Lampung, dengan meninggalkan
satu penggawa diwilayah banten cikoneng.
Si
Pikor gelar Dalom Pikulun adalah yang memerintah kesultanan Buay Nyerupa dengan
wilayah hokum administrasi sukau, liwa dan ulu krui tahun 1849 M, dialah yang
membangun wilayah kubu perahu, lereng pesagi, bahwai, jejawi, sulung, way
jangkakh, dan seminung. Jukhai ke 16 yaitu Merah Hakim gelar Sultan Ali Akbar
Hidayatullah Waliyullah Paksi Buay Nyerupa, beliaulah yang disebut orang bisa
terbang dari gunung pesagi ke gunung seminung, karena dia orang sakti dan dia
pulalah yang melawan pemerintah belanda tahun 1863, dia melakukan perang gerilya
disekitar gunung pesagi, gunung seminung, belalau sampai dipungung tampak dan
belanda mengajak berunding kepada sulta ali akbar agar berdamai tetapi sultan
ali akbar menolak kecuali kekuasaan wilayah tidak dipecah-pecah belanda dan
akhirnya belanda dengan siasat kotornya dapat menangkap beliau dan beliau
dibuang kemuko-muko Bengkulu sebangai tawanan, setelah dua tahun dibuang beliau
meminta izin untuk menunaikan ibadah haji kemekkah dan beliau dizinkan, maka
berangkatlah beliau menunaikan haji melalui pelabuhan menggala dan diiringi
oleh pangeran-pangeran pagar alam, setelah satu tahun dimekkah maka wafatlah
beliau dan dikebumikan tanpa jenazah atau disebut terbang burung terbang
sangkarnya.
Sejak
pemerintahan dipegang oleh pesirah abdul hamid dari Lamban Suka Marga saudara
Sultan Akbar, lalu terjadilah pergeseran kekuasaan pemerintah, oleh Belanda melalui
pemilihan pesirah marga sukau, adapun calonnya dua orang, pertama raja inton
dan kedua abdul majid akhirnya yang menang dalam pemilihan adalah pesirah abdul
majid dengan pemberian gelar Pangeran oleh Belanda, pesirah abdul majid adalah
keturunan batin surge ulubalang dari sultan dalom pikulun lamban gedung pakuwon
ratu, anak pesirah abdul majid adalah hasbullah. Hasbullah adalah pesirah kedua
sampai proklamasi Republik Indonesia.
Perangkat
Adat Paksi Buay Nyerupa
Di Sukau terdiri
penggawa pak
Di Liwa Perwatin Dua Belas
Di Ulu krui perwatin telu
Di Semaka perwatin nom , Ditambah dua depati yaitu pagar tuha prajurit sawang dan jalang penumbang di tanjung beringin sedangkan penggawa penggawa perwakilan Lampung yang indah sejak tahun 1600 sampai tahun 1933 M tersebar / berdomisili :
1. Ujung ilir menggala raja dibukit raja pagar alam/ warga Negara.
2. Marga Baradatu dusun tiuh balak gelar batin bala seribu pangeran si pahit lidah
3. Marga Jabung dusun bungkuk labuhan meringgai Hi. Harun Pesirah Marga Unyi gelar sutan Tjik.
4. Dusun Canggu kalianda pangern tihang marga jurai dalom abdul wahab
5. Marga Punduh/ kunyayan kecamat padang cermin, Ahmad Rozi gelar Batin Paksi
6. Sabu menanga dusun menyangan padang cermin gelar Pangeran Ismail
7. Marga pematang sawa way nipah gedung dalom nama muhtar istrinya asli
8. Buay nyekhupa kecamatan gunung sugih nama gozali gelar suntan penutup
9. Negara batin kota agung suntan batin dan hermain
10. Marga ngarip kota agung gelar raja syapri
11. Semaka kota agung M. yusuf (senin/mulud), Mulkan-sallim sk.
12. Seputih doh cuku balak Muhammad husen gelar raja pemulihan marga
13. Sinar waya sukarajin lamban balak dalom sempurna.
Di Liwa Perwatin Dua Belas
Di Ulu krui perwatin telu
Di Semaka perwatin nom , Ditambah dua depati yaitu pagar tuha prajurit sawang dan jalang penumbang di tanjung beringin sedangkan penggawa penggawa perwakilan Lampung yang indah sejak tahun 1600 sampai tahun 1933 M tersebar / berdomisili :
1. Ujung ilir menggala raja dibukit raja pagar alam/ warga Negara.
2. Marga Baradatu dusun tiuh balak gelar batin bala seribu pangeran si pahit lidah
3. Marga Jabung dusun bungkuk labuhan meringgai Hi. Harun Pesirah Marga Unyi gelar sutan Tjik.
4. Dusun Canggu kalianda pangern tihang marga jurai dalom abdul wahab
5. Marga Punduh/ kunyayan kecamat padang cermin, Ahmad Rozi gelar Batin Paksi
6. Sabu menanga dusun menyangan padang cermin gelar Pangeran Ismail
7. Marga pematang sawa way nipah gedung dalom nama muhtar istrinya asli
8. Buay nyekhupa kecamatan gunung sugih nama gozali gelar suntan penutup
9. Negara batin kota agung suntan batin dan hermain
10. Marga ngarip kota agung gelar raja syapri
11. Semaka kota agung M. yusuf (senin/mulud), Mulkan-sallim sk.
12. Seputih doh cuku balak Muhammad husen gelar raja pemulihan marga
13. Sinar waya sukarajin lamban balak dalom sempurna.
Ketiga belas penggawa di Lampung itu merupakan perwakilan paksi buay nyerupa dan masih banyak jurai-jurai paksi buay nyerupa yang tidak diketahui lagi atau telah putus mata rantai dikarenakan perubahan zaman sehingga tidak diketahui lagi, seperti penggawa way urang, kelumbayan, gedung menang dan kaliandak sukau dan negeri canti.
PEMANGKU ADAT
LAMBAN GEDUNG PEKUWON RATU
KEPAKSIAN NYERUPA
KERAJAAN SEKALA BRAK
SAI BATIN SULTAN
Puniakan Dalom SALMAN PARSI
( Sultan Peikulun Jayadiningrat )
PEMAPAH SAI BATIN
- Tasarifullah, BA ( Raja jaya di lampung)
- Saifuddin (Batin junjungan sakti)
- Husni muallim (batin kemala)
- Iskandar Mirza/M.riad (Batin simbangan)
- Mukhtar hakim (Raja Paksi)
- Martarizal (Batin balaseribu)
SUKU LAMBAN GEDUNG (KAMPUNG DALOM)
- MUCHLASIN Amar cho (Raja mangunang piekulun)
- Mukhtaron BA. (Batin Permata)
- Abd. Komar (Batin Pemuka Alam)
- Mansur Nangcik (Raja Inton)
- Lukman Hakim ( Batin nirwana)
- Sallim sk (batin putra sangun)
- Bastani (batin alamsyah)
- Habibullah (Raja simbangan sukamarga)
- Habiburrohman (Batin kuta negara)
- Murhasan (Batin pakhsi)
- Tambat marsudi (Batin Paksi)
- Hayat/Hasalan (Raja benawa keling)
- Musaddad (Batin Mangku)
- Syarif (Batin Marga
PERANGKAT ADAT SUKU TELU
1. Suku Kuripan; Akmal Hakim (Raja Sempurna)
membawahi :
- Batin 4 - Radin 4 - minak 4 - kemas 4 - mas 4
2. Suku Tanjung Gunung;
Syahrul Mubin (Raja lebeh sakti)
membawahi :
- Batin 4 - Radin 4 - minak 4 - kemas 4 - mas 4
3. Suku gunung Tiga;
Hazmi Syamsi (Raja Sangunsuku)
membawahi :
- Batin 4 - Radin 4 - minak 4 - kemas 4 - mas 4
ANAK MENTUHA MARGA
- Damri Hamdan/Darmawan (Raja Sangun Sakti)
Lamban Suka Banjakh
- Amlan M R (Raja Sempurna)
Lamban sukarami
DIPATI
1. LIWA Peratin Dua Belas
Negeri Agung ( Dr. Chairul Muluk)
2. ULU KRUI Suku Tiga
- LAAY ( Zabur Rahman)
- BANDAR ( Atori-Ridwan)
- Gunung Kemala (Merah-Hermaya)
- Pekon Balak Raja Dewa
- PREPAS Raja Paksi (Merah)
3. RANAU PRAJURIT SAWANG,
Pagar Tuha Dipati Raja Sempurna
(Cik Agus/Hapzil)
4. TENUMBANG JALANG TENUMBANG
Pelita/Tanjung Beringin (Merah -Tabrani)
PERANGKAT PENGGAWA PAK
- Lamban bandar Kesugihan;
Ismun Zani ( Raja Syah Alam)
membawahi : - Batin 4 - Radin 4 - minak 4 - kemas 4 - mas 4
- Lamban Banjar agung;
Muchtaron (Raja mangkubumi)
membawahi : - Batin 4 - Radin 4 - minak 4 - kemas 4 - mas 4
- Lamban Bihu;
Abd. Rahman (Raja Mashur)
membawahi : - Batin 4 - Radin 4 - minak 4 - kemas 4 - mas 4
- Lamban Balak;
Baswan Abu Samma (Raja suku)
membawahi : - Batin 4 - Radin 4 - minak 4 - kemas 4 - mas 4
RAJA PENGAMPUNGAN LAMBAN GEDUNG
- Mansurdarsah ( Raja kapitan Jakum )
Lamban Banjakh masin
- Zamzani (Raja Saksi)
Lamban Duakha
- Suhaimi (Raja Pasak Alom Mata)
Lamban Pardasuka
- Selamat ( Raja Dewa Alam)
Lamban Gemutuk I
- Kusairi ( Raja Way Heling)
Lamban Sumber Agung
- Drs. Ridwan Abiasan ( Raja Andolan)
Lamban Suka marga
- Raja Sabli (Raja Khetak Batik)
Lamban Gemutuk II
- Asmuni ( Raja Sakti )
Bah belimbing
Lamban Tihang marga
- Zainul Raja
Bahway; Lamban balak
- Karim Marzuki ( Raja Sangun Helau)
Padang Cahya
KEPAKSIAN NYERUPA
KERAJAAN SEKALA BRAK
SAI BATIN SULTAN
Puniakan Dalom SALMAN PARSI
( Sultan Peikulun Jayadiningrat )
PEMAPAH SAI BATIN
- Tasarifullah, BA ( Raja jaya di lampung)
- Saifuddin (Batin junjungan sakti)
- Husni muallim (batin kemala)
- Iskandar Mirza/M.riad (Batin simbangan)
- Mukhtar hakim (Raja Paksi)
- Martarizal (Batin balaseribu)
SUKU LAMBAN GEDUNG (KAMPUNG DALOM)
- MUCHLASIN Amar cho (Raja mangunang piekulun)
- Mukhtaron BA. (Batin Permata)
- Abd. Komar (Batin Pemuka Alam)
- Mansur Nangcik (Raja Inton)
- Lukman Hakim ( Batin nirwana)
- Sallim sk (batin putra sangun)
- Bastani (batin alamsyah)
- Habibullah (Raja simbangan sukamarga)
- Habiburrohman (Batin kuta negara)
- Murhasan (Batin pakhsi)
- Tambat marsudi (Batin Paksi)
- Hayat/Hasalan (Raja benawa keling)
- Musaddad (Batin Mangku)
- Syarif (Batin Marga
PERANGKAT ADAT SUKU TELU
1. Suku Kuripan; Akmal Hakim (Raja Sempurna)
membawahi :
- Batin 4 - Radin 4 - minak 4 - kemas 4 - mas 4
2. Suku Tanjung Gunung;
Syahrul Mubin (Raja lebeh sakti)
membawahi :
- Batin 4 - Radin 4 - minak 4 - kemas 4 - mas 4
3. Suku gunung Tiga;
Hazmi Syamsi (Raja Sangunsuku)
membawahi :
- Batin 4 - Radin 4 - minak 4 - kemas 4 - mas 4
ANAK MENTUHA MARGA
- Damri Hamdan/Darmawan (Raja Sangun Sakti)
Lamban Suka Banjakh
- Amlan M R (Raja Sempurna)
Lamban sukarami
DIPATI
1. LIWA Peratin Dua Belas
Negeri Agung ( Dr. Chairul Muluk)
2. ULU KRUI Suku Tiga
- LAAY ( Zabur Rahman)
- BANDAR ( Atori-Ridwan)
- Gunung Kemala (Merah-Hermaya)
- Pekon Balak Raja Dewa
- PREPAS Raja Paksi (Merah)
3. RANAU PRAJURIT SAWANG,
Pagar Tuha Dipati Raja Sempurna
(Cik Agus/Hapzil)
4. TENUMBANG JALANG TENUMBANG
Pelita/Tanjung Beringin (Merah -Tabrani)
PERANGKAT PENGGAWA PAK
- Lamban bandar Kesugihan;
Ismun Zani ( Raja Syah Alam)
membawahi : - Batin 4 - Radin 4 - minak 4 - kemas 4 - mas 4
- Lamban Banjar agung;
Muchtaron (Raja mangkubumi)
membawahi : - Batin 4 - Radin 4 - minak 4 - kemas 4 - mas 4
- Lamban Bihu;
Abd. Rahman (Raja Mashur)
membawahi : - Batin 4 - Radin 4 - minak 4 - kemas 4 - mas 4
- Lamban Balak;
Baswan Abu Samma (Raja suku)
membawahi : - Batin 4 - Radin 4 - minak 4 - kemas 4 - mas 4
RAJA PENGAMPUNGAN LAMBAN GEDUNG
- Mansurdarsah ( Raja kapitan Jakum )
Lamban Banjakh masin
- Zamzani (Raja Saksi)
Lamban Duakha
- Suhaimi (Raja Pasak Alom Mata)
Lamban Pardasuka
- Selamat ( Raja Dewa Alam)
Lamban Gemutuk I
- Kusairi ( Raja Way Heling)
Lamban Sumber Agung
- Drs. Ridwan Abiasan ( Raja Andolan)
Lamban Suka marga
- Raja Sabli (Raja Khetak Batik)
Lamban Gemutuk II
- Asmuni ( Raja Sakti )
Bah belimbing
Lamban Tihang marga
- Zainul Raja
Bahway; Lamban balak
- Karim Marzuki ( Raja Sangun Helau)
Padang Cahya
Susunan Lamban
Pakuan Ratu Paksi Buay Nyerupa :
1. Lamban Gedung Pakuwon Ratu
2. Lamban Bandung
3. Lamban Bandar
4. Lamban Banjar Agung
5. Lamban Suka Marga
6. Lamban Banjar Masin
7. Lamban Balak
8. Lamban Lunik
9. Lamban Suka Khajin
10. Lamban Suka Banjar
11. Lamban Parda Suka
12. Lamban Duakha
1. Lamban Gedung Pakuwon Ratu
2. Lamban Bandung
3. Lamban Bandar
4. Lamban Banjar Agung
5. Lamban Suka Marga
6. Lamban Banjar Masin
7. Lamban Balak
8. Lamban Lunik
9. Lamban Suka Khajin
10. Lamban Suka Banjar
11. Lamban Parda Suka
12. Lamban Duakha
sumber : saliwanovanadiputra.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment